Selasa, 26 Februari 2013

Supir Angkot Baik Hati

     Suatu hari saya naik angkutan kota. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Didalam angkot duduk 7 penumpang, termasuk saya. Masih ada 5 kursi yang belum terisi.

     Di tengah jalan, angkot2 saling menyalip untuk berebut penumpang. Tapi ada pemandangan aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan 3 orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Tiap ada angkot yang berhenti dihadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali.

     Kejadian ini terulang beberapa kali. Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, supir tentu menjawab “ya”. Yang aneh ibu itu tidak segera naik. Ia bilang “tapi saya dan ke 3 anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab “gak papa Bu, naik saja”, ketika si Ibu tampak ragu-ragu, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gpp”

     Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yang masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk ibu & anak2nya.

     Ketika sampai di terminal bis, 4 penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp.20 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya & 4 penumpang gratisan tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu

    Hari itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan2 kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin yang jujur, seorang Supir yang baik hati, & seorang penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan.



Sumber Kutipan : http://www.thegreenpensieve.com/2011/11/indahnya-berbagi.html

0 komentar:

Posting Komentar